Dalam era digital ini, pemilihan platform hosting yang tepat untuk situs web Anda dapat membuat perbedaan besar dalam kinerja dan biaya. Google Cloud Platform (GCP), salah satu penyedia layanan cloud terkemuka di dunia, menawarkan solusi hosting yang kuat dan fleksibel dengan berbagai pilihan konfigurasi.
Meskipun GCP memiliki beragam layanan yang mencakup berbagai aspek teknologi cloud, dalam artikel ini kita akan fokus pada satu aspek khusus – hosting situs web. Bagaimana cara memperkirakan biaya hosting situs web di GCP? Jawabannya terletak pada alat yang sangat berguna yang disediakan oleh Google sendiri, yaitu Kalkulator Google Cloud Platform.
Mari kita jelajahi bagaimana menggunakan alat ini untuk menghitung biaya hosting situs web Anda di GCP.”
Search Product you are interest in
Untuk meng-host website WordPress, Anda akan membutuhkan beberapa layanan berbeda dari Google Cloud. Khususnya, jika Anda memiliki situs yang besar, dengan sistem yang kompleks.
Namun, untuk situs yang sederhana, pada bagian “Search Product you are interest in”, Anda cukup hanya memilih “Compute Engine”. Ini adalah layanan komputasi virtual Google Cloud, dan ini adalah di mana server Anda akan di-host.
Anda akan perlu untuk memilih jenis mesin yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Untuk website WordPress sederhana, mesin kecil atau medium mungkin sudah cukup.
Apabila Anda memiliki website yang kompleks, beberapa beberapa pilihan yang umum untuk Anda pakai adalah sebagai berikut:
- Cloud Storage: Ini adalah tempat Anda akan menyimpan file-file untuk website Anda. Anda perlu memperkirakan berapa banyak storage yang Anda butuhkan berdasarkan ukuran file website Anda.
- Cloud SQL: Jika website Anda menggunakan basis data (yang umumnya dibutuhkan oleh WordPress), Anda akan perlu Cloud SQL. Anda perlu memperkirakan berapa banyak basis data yang Anda butuhkan.
- Network Services: Anda juga akan perlu untuk memperkirakan berapa banyak bandwidth yang Anda butuhkan. Ini biasanya tergantung pada jumlah pengunjung ke situs Anda dan berapa banyak data yang mereka unduh.
Instance
Dalam konteks Google Cloud, “Instance” merujuk kepada “Virtual Machine (VM) Instance”. Dalam kata lain, satu instance adalah satu mesin virtual.
Mesin virtual adalah semacam ‘komputer dalam komputer’. Ini adalah program yang berperilaku seperti komputer sendiri dan menjalankan perangkat lunak seperti komputer sebenarnya.
Jadi, meskipun mesin virtual ini berjalan pada komputer fisik Google Cloud, Anda dapat menggunakannya dan mengatur seperti komputer pribadi Anda sendiri.
Bayangkan memiliki komputer yang bisa Anda akses dan kontrol dari mana saja, itulah mesin virtual.
Number of Instance (Jumlah Mesin Virtual)
“Number of Instance” dalam kalkulator Google Cloud merujuk kepada jumlah mesin virtual (virtual machines atau VMs) yang Anda rencanakan untuk dijalankan.
Mesin virtual adalah semacam ‘komputer dalam komputer’, yaitu program komputer yang berperilaku seolah-olah itu adalah komputer fisik tersendiri. Setiap instance atau mesin virtual ini dapat memiliki sistem operasi dan perangkat lunak yang berbeda dan dapat dijalankan secara bersamaan pada komputer fisik yang sama.
Misalkan Anda ingin menjalankan tiga situs web yang berbeda dan Anda ingin masing-masing situs berjalan pada mesin virtual tersendiri. Dalam hal ini, Anda akan memasukkan ‘3’ dalam kolom “Number of Instance” pada kalkulator Google Cloud.
Jadi, ketika Anda menambahkan atau mengurangi “Instance” dalam kalkulator biaya Google Cloud, Anda pada dasarnya menambahkan atau mengurangi jumlah mesin virtual yang Anda inginkan dalam konfigurasi Anda.
What are these instance for (tidak wajib di isi)
Kolom “What are these instances for” pada kalkulator Google Cloud adalah bidang opsional yang memungkinkan Anda untuk memberikan label atau penjelasan singkat tentang apa tujuan penggunaan instance tersebut. Tujuan dari kolom ini adalah untuk membantu Anda mengatur dan melacak penggunaan Anda dari berbagai instance.
Misalnya, jika Anda merencanakan untuk menggunakan beberapa instance untuk hosting situs web, dan beberapa lainnya untuk basis data, Anda bisa memasukkan “Web” untuk instance pertama dan “Database” untuk yang kedua. Kemudian, ketika Anda melihat kembali perhitungan Anda, Anda akan bisa dengan mudah mengingat apa tujuan dari setiap instance.
Ini terutama berguna jika Anda merencanakan skenario yang kompleks dengan banyak instance yang berbeda, masing-masing dengan tujuan penggunaan yang berbeda.
Operating System/ Software
Jika sebelumnya Anda memakai Shared Hosting, untuk menyimpan file website Anda, lalu kalau sekarang ingin berpindah ke Google Cloud, maka Operating System atau Software apa yang perlu dipilih?
“Operating System/Software” dalam kalkulator Google Cloud merujuk kepada sistem operasi dan/atau perangkat lunak yang akan dijalankan pada mesin virtual (instance) yang Anda buat.
Sistem operasi adalah perangkat lunak dasar yang mengelola perangkat keras dan perangkat lunak lainnya dalam komputer. Contoh sistem operasi termasuk Linux (dan berbagai distro seperti Ubuntu, CentOS, atau Debian) dan Windows.
Perangkat lunak lain yang mungkin Anda jalankan bisa termasuk server web seperti Apache atau Nginx, database seperti MySQL atau PostgreSQL, atau aplikasi lainnya.
Dalam kalkulator Google Cloud, Anda perlu memilih sistem operasi karena ini akan mempengaruhi biaya – misalnya, beberapa sistem operasi bebas untuk digunakan (seperti Ubuntu atau Debian), sementara yang lain mungkin memerlukan biaya lisensi (seperti Windows Server).
Anda juga dapat memilih untuk membawa lisensi sendiri (Bring Your Own License, atau BYOL) jika Anda sudah mempunyai lisensi untuk sistem operasi atau perangkat lunak tertentu dan ingin menggunakannya di Google Cloud.
Pada hosting bersama (shared hosting), Anda biasanya tidak perlu memilih sistem operasi karena itu sudah ditangani oleh penyedia layanan hosting Anda. Namun, dalam kasus Google Cloud Platform dan sebagian besar layanan hosting cloud lainnya, Anda biasanya perlu memilih sistem operasi untuk instance mesin virtual Anda.
Untuk sebuah situs WordPress, sistem operasi yang paling umum adalah Linux, dan distribusi yang paling populer adalah seperti Ubuntu, Debian, atau CentOS. Anda bisa memilih salah satu dari sistem operasi tersebut.
Tentu saja, disini saya akan tetap merekomendasikan Ubuntu atau Debian (khususnya untuk pengguna baru). Kedua distro ini memiliki dokumentasi yang baik dan komunitas yang besar, yang berarti banyak bantuan tersedia jika Anda mengalami masalah. Ubuntu cenderung memiliki rilis yang lebih baru dan lebih sering, sementara Debian cenderung lebih stabil dan konservatif dalam pembaruan mereka.
Perihal mengenai “Bring your own licensce” atau hal lain yang ingin Anda ketahui mengenai pemilihan sistem operasi pada Google Cloud, silahkan lihat disini: Tips Memilih Sistem Operasi di Google Cloud yang Tepat untuk Kebutuhan Anda
Provisioning Model
Dalam konteks Google Cloud, Provisioning Model berkaitan dengan jenis instance yang Anda pilih untuk digunakan. Ada dua jenis utama yaitu “Regular” dan “Preemptible” (atau Spot VM):
- Regular VMs: VMs Reguler (mesin virtual) adalah sumber daya yang akan terus berjalan sampai Anda memutuskan untuk menghentikannya atau jika ada masalah yang mempengaruhi operasionalnya. Ini adalah jenis instance yang paling umum digunakan dan harganya ditentukan berdasarkan waktu operasionalnya.
- Preemptible VMs (Spot VMs): Preemptible VMs atau Spot VMs adalah instance yang bisa dihentikan oleh Google Cloud jika mereka membutuhkan kapasitas tersebut. Dengan kata lain, jika Google Cloud memerlukan sumber daya tersebut untuk tugas lain, instance Anda mungkin dihentikan. Keuntungannya adalah harganya jauh lebih rendah dibandingkan dengan VMs Reguler. Preemptible VMs sangat cocok untuk beban kerja yang dapat ditolerir jika terjadi gangguan, seperti beban kerja batch atau analitik yang bukan waktu nyata.
Memilih antara Regular dan Preemptible bergantung pada kebutuhan dan toleransi terhadap potensi gangguan.
Machine Family
“Machine Family” dalam konteks Google Cloud merujuk kepada kumpulan konfigurasi hardware yang telah dioptimalkan untuk jenis beban kerja tertentu.
Google Cloud menawarkan berbagai “keluarga” mesin, dan setiap keluarga memiliki atribut yang berbeda yang membuatnya lebih cocok untuk jenis tugas tertentu. Berikut ini adalah penjelasan singkat untuk setiap pilihan:
- General Purpose: Mesin ini menawarkan balanse antara komputasi, memori, dan penyimpanan, membuatnya cocok untuk berbagai macam aplikasi. Beban kerja yang biasanya berjalan dengan baik pada mesin jenis ini mencakup server web, database relasional kecil hingga menengah, server cache, serta aplikasi enterprise dan back-end.
- Compute-optimized: Mesin ini menawarkan komputasi yang tinggi dan dioptimalkan untuk beban kerja yang memerlukan kekuatan komputasi tinggi, seperti beban kerja CPU-intensif dan aplikasi yang memerlukan latensi rendah.
- Memory-optimized: Mesin ini menawarkan memori yang tinggi dibandingkan dengan CPU dan sangat cocok untuk beban kerja yang memerlukan banyak memori, seperti database besar dan aplikasi analitik.
- Accelerator-optimized: Mesin ini didesain khusus untuk beban kerja yang memanfaatkan akselerator hardware, seperti GPU. Beban kerja ini umumnya meliputi machine learning, pemrosesan gambar dan video, dan simulasi ilmiah.
Pilihan Anda tergantung pada jenis beban kerja yang akan Anda jalankan pada instance tersebut. Misalnya, jika Anda menjalankan beban kerja yang intensif memori, maka memilih mesin dari keluarga Memory-optimized mungkin adalah pilihan terbaik.
Pilihan rekomendasi jika dipakai untuk meng-hosting website
Untuk tujuan hosting website WordPress, pilihan yang paling cocok biasanya adalah “General Purpose”. Mesin ini menawarkan keseimbangan antara komputasi, memori, dan penyimpanan, yang sangat cocok untuk sebagian besar website, termasuk WordPress.
WordPress secara umum tidak memerlukan beban kerja CPU-intensif atau memori yang tinggi, kecuali jika situs Anda memiliki lalu lintas yang sangat tinggi atau menggunakan plugin dan tema yang sangat kompleks. Oleh karena itu, mesin General Purpose biasanya lebih dari cukup untuk menjalankan situs WordPress.
Jika nantinya Anda merasa bahwa performa situs kurang memadai, Anda selalu bisa melakukan penyesuaian dan memindahkan situs Anda ke mesin yang lebih kuat atau bahkan mengoptimalkan konfigurasi WordPress Anda.
Series
Kolom “Series” mengacu pada jenis mesin yang berbeda yang disediakan oleh Google Cloud Platform. Setiap seri menawarkan keseimbangan yang berbeda antara performa dan harga, dan dirancang untuk digunakan dalam berbagai kasus penggunaan.
Berikut adalah ringkasan cepat dari seri yang paling umum:
- N1: Ini adalah seri yang paling tua dan paling umum. Mesin ini menawarkan performa yang baik untuk hampir semua jenis beban kerja.
- N2: Ini adalah generasi berikutnya dari seri N1. Mesin ini menawarkan performa yang lebih tinggi dibandingkan dengan N1, dan biasanya lebih baik untuk aplikasi yang intensif dalam hal CPU.
- E2: Ini adalah seri yang lebih baru yang dirancang untuk efisiensi biaya. Mesin ini menawarkan performa yang lebih rendah per vCPU dibandingkan dengan N1 atau N2, tetapi biasanya lebih murah. Ini mungkin menjadi pilihan yang baik untuk beban kerja yang lebih ringan atau aplikasi yang tidak memerlukan banyak CPU.
- F1 dan G1: Ini adalah jenis mesin yang sangat kecil, dirancang untuk beban kerja yang sangat ringan atau aplikasi yang tidak memerlukan banyak sumber daya. Mesin ini biasanya sangat murah, tetapi tidak menawarkan banyak CPU atau RAM.
Untuk situs WordPress yang relatif kecil, seri E2 mungkin menjadi pilihan yang baik. Misalnya, tipe mesin e2-small atau e2-medium mungkin cukup. Mesin ini menawarkan keseimbangan yang baik antara harga dan performa untuk aplikasi yang lebih ringan.
Namun, perlu diingat bahwa ini sangat bergantung pada beban kerja spesifik Anda. Jika situs Anda mendapatkan banyak lalu lintas atau menjalankan plugin atau tema yang memerlukan banyak sumber daya, Anda mungkin perlu menggunakan jenis mesin yang lebih besar atau berbeda. Sebaiknya selalu lakukan pengujian beban untuk memastikan bahwa jenis mesin yang Anda pilih cocok untuk kebutuhan Anda.
Machine Type
Ini adalah konfigurasi spesifik dari virtual machine yang Anda pilih. Setiap jenis mesin memiliki jumlah vCPU (virtual CPU) dan memori RAM yang berbeda, serta dapat mencakup sumber daya lain seperti akselerator GPU atau jumlah disk tertentu.
Google Cloud menawarkan berbagai jenis mesin, mulai dari yang sangat kecil (misalnya, “f1-micro” yang memiliki 0,2 vCPU dan 0,6 GB RAM) hingga yang sangat besar (misalnya, “m2-ultramem-208” yang memiliki 208 vCPU dan 11.776 GB RAM).
Jenis mesin yang Anda pilih harus sesuai dengan kebutuhan beban kerja Anda. Misalnya, untuk hosting website WordPress, jenis mesin seperti “e2-small” atau “e2-medium” mungkin sudah cukup. Jenis mesin ini menawarkan beberapa vCPU dan beberapa GB RAM, yang biasanya cukup untuk situs WordPress dengan lalu lintas moderat.
Namun, jika Anda mengharapkan lalu lintas yang lebih tinggi atau beban kerja yang lebih besar, Anda mungkin perlu memilih jenis mesin yang lebih besar. Anda juga bisa menyesuaikan jenis mesin sesuai dengan kebutuhan Anda dengan menggunakan fitur “Custom Machine Type”.
Lihat semua pilihan dalam Machine Type ini, dan informasi penting selengkapnya disini: XXX
Pilihan yang direkomendasikan
Untuk website WordPress dengan traffic ringan hingga sedang, Anda mungkin dapat menggunakan machine type seperti “e2-small” atau “e2-medium”.
- “e2-small” menawarkan 2 vCPU dan 2 GB RAM, yang cukup untuk website dengan traffic ringan.
- “e2-medium” menawarkan 2 vCPU dan 4 GB RAM, yang mungkin lebih cocok untuk website dengan traffic yang sedikit lebih tinggi atau jika website Anda menggunakan beberapa plugin yang memerlukan sumber daya lebih.
Informasi tambahan
Istilah “vCPU” merujuk pada jumlah “core” yang tersedia untuk instance virtual Anda. Bagian “vCPUs: 2” merujuk pada jumlah Cores dalam CPU tersebut.
Jika dalam provider hosting biasa, spesifikasi vCPU sama seperti tampilan gambar dibawah ini.
Threads per Core
“Threads per Core” mengacu pada jumlah aliran instruksi yang dapat diproses oleh setiap core dalam CPU secara paralel. Sebuah core biasanya dapat mengeksekusi satu thread per waktu, tetapi beberapa teknologi, seperti hyperthreading pada CPU Intel, memungkinkan setiap core untuk mengeksekusi dua threads secara bersamaan.
Dalam konteks hosting, jika Anda mempunyai aplikasi yang memanfaatkan multithreading dengan baik (bisa memproses banyak task secara bersamaan), memiliki lebih banyak threads per core dapat meningkatkan kinerja.
Namun, untuk sebagian besar aplikasi web termasuk WordPress, peningkatan dari multithreading mungkin tidak signifikan karena bottleneck biasanya terletak di I/O (Input/Output) dan bukan pada CPU. Sehingga, untuk kebanyakan kasus, memilih antara 1 atau 2 threads per core mungkin tidak akan memberikan perbedaan yang signifikan dalam kinerja.
Perlu diingat bahwa biaya instance yang memiliki lebih banyak threads per core bisa jadi lebih mahal, jadi ini perlu dipertimbangkan dalam memilih konfigurasi yang tepat.
Pilihan yang direkomendasikan
1 threads per core, ini sudah cukup untuk keperluan meng-hosting website.
Boot Disk Type
“Boot Disk Type” dan “Boot Disk Size (GiB)” adalah parameter yang Anda perlu atur untuk menentukan jenis dan ukuran disk yang Anda gunakan pada instance VM Anda di Google Cloud.
Boot Disk Type merujuk pada jenis disk yang akan Anda gunakan. Ada tiga pilihan utama:
- Standard Persistent Disk: Ini adalah opsi yang paling ekonomis, namun memiliki performa I/O yang lebih rendah dibandingkan dengan SSD Persistent Disk.
- SSD Persistent Disk: Opsi ini memberikan performa I/O yang lebih baik, tetapi biayanya lebih tinggi daripada Standard Persistent Disk.
- Balanced Persistent Disk: Ini adalah opsi baru yang dirancang untuk menawarkan keseimbangan antara harga dan performa.
Jika Anda tidak membutuhkan banyak performa untuk website Anda, pilihlah “Standard Persistent Disk”. Harganya lebih murah, dan sudah mampu untuk mencukupi kebutuhan Anda.
Selengkapnya mengenai Boot Disk Type ini, silahkan lihat: XXX
Boot Disk size (GiB)
Boot Disk Size (GiB) adalah ukuran disk dalam gigabytes. Anda akan memasukkan ukuran total yang Anda butuhkan di sini. Berdasarkan ukuran situs WordPress Anda yang telah Anda sebutkan, Anda akan memerlukan ruang yang cukup besar.
Tolong diingat bahwa “Boot Disk” ini akan digunakan untuk sistem operasi dan software lainnya, dan biasanya juga tempat Anda akan menyimpan file dan database situs WordPress Anda. Jika Anda membutuhkan lebih banyak ruang, Anda bisa menambahkan disk tambahan atau meningkatkan ukuran disk ini.
Sebagai catatan, “Persistent Disk” adalah istilah yang digunakan Google untuk mendeskripsikan disk yang data nya tetap ada meski setelah instance VM dimatikan atau dihapus. Ini berbeda dengan “ephemeral” atau “local” disk, yang data nya akan hilang ketika instance VM dimatikan atau dihapus.
Contoh kasus
jika website Anda memiliki ratusan hingga ribuan gambar dan video, Anda mungkin memerlukan disk dengan ukuran yang lebih besar, mungkin di atas 50GB atau lebih, tergantung pada ukuran rata-rata dari gambar dan video tersebut.
Namun, perlu diingat bahwa besar kecilnya ukuran Boot Disk akan mempengaruhi biaya yang Anda keluarkan. Oleh karena itu, Anda perlu mengevaluasi dan memilih ukuran yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.
Penting juga untuk memastikan bahwa Anda memiliki cukup ruang untuk pertumbuhan data di masa depan, dan juga untuk keperluan backup dan pemulihan data jika diperlukan.
Data Center Location
Data Center Location adalah lokasi fisik dari pusat data Google di mana server dan jaringan komputer Anda di-host atau ditempatkan. Google memiliki pusat data di berbagai lokasi di seluruh dunia, yang membantu mereka menyediakan layanan yang cepat dan andal kepada pengguna di mana pun mereka berada.
Lokasi pusat data sangat penting karena dapat mempengaruhi beberapa faktor penting, seperti:
- Kecepatan: Server yang lebih dekat dengan pengguna akhir cenderung memberikan waktu respon yang lebih baik dan kecepatan download/upload yang lebih cepat. Jadi, jika pengguna website Anda kebanyakan berada di Indonesia, maka memilih pusat data di Asia Tenggara (misalnya, Singapore) akan memberikan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan memilih pusat data di Amerika Serikat atau Eropa.
- Harga: Biaya untuk menggunakan sumber daya Google Cloud dapat bervariasi tergantung pada lokasi pusat data. Misalnya, harga untuk menjalankan server virtual mungkin berbeda antara pusat data di Amerika Serikat dan Asia.
- Regulasi dan kepatuhan: Beberapa industri atau aplikasi tertentu mungkin memiliki persyaratan untuk menjaga data dalam batas geografis tertentu karena alasan privasi, keamanan, atau regulasi pemerintah. Dalam kasus ini, Anda perlu memilih pusat data yang sesuai.
Dalam hal ini, tentu kami merekomendasikan untuk memilih: Jakarta- (asia-southeast2), jika kebanyakan pengunjung website Anda berasal dari Indonesia.
Jika pengunjung Anda banyak yang berasal dari amerika, pilihlah Data Center Amerika.
Committed Usage
“Committed Usage” adalah konsep dalam Google Cloud Platform (GCP) yang mengacu pada periode waktu tertentu di mana Anda berjanji akan menggunakan layanan tertentu, seperti mesin virtual. GCP menawarkan diskon signifikan jika Anda berkomitmen untuk menggunakan layanan tersebut selama periode waktu tertentu, biasanya satu atau tiga tahun.
Secara sederhana, ini adalah seperti kontrak antara Anda dan Google, di mana Anda setuju untuk menggunakan dan membayar layanan tersebut selama periode waktu yang telah disepakati, dan sebagai imbalannya, Google memberikan Anda diskon dari harga biasa.
Pilihan periode komitmen biasanya adalah satu tahun atau tiga tahun. Jika Anda memilih komitmen selama satu tahun, Anda berjanji untuk menggunakan dan membayar layanan tersebut selama setidaknya satu tahun. Jika Anda memilih komitmen selama tiga tahun, periode tersebut diperpanjang menjadi tiga tahun.
Diskon yang diberikan akan lebih besar jika Anda memilih komitmen yang lebih lama. Misalnya, Anda mungkin mendapatkan diskon hingga 57% jika Anda berkomitmen untuk tiga tahun dibandingkan dengan membayar dari bulan ke bulan. Namun, penting untuk diingat bahwa jika Anda berkomitmen dan kemudian memutuskan untuk berhenti menggunakan layanan tersebut sebelum periode komitmen berakhir, Anda mungkin harus membayar biaya tambahan. Oleh karena itu, pilihan ini sebaiknya hanya dipilih jika Anda yakin bahwa Anda akan menggunakan layanan tersebut selama periode komitmen.
Pengetahuan Penting
Pilihan mesin e2-small, dengan 2 vCPU dan 2 GB RAM, cukup untuk menginstall 15 situs WordPress kecil
Sebuah instance e2-small dengan 2 vCPU dan 2 GB RAM mungkin cukup untuk menjalankan 15 situs WordPress yang sangat ringan dan dengan lalu lintas yang rendah. Namun, ini sangat bergantung pada apa yang Anda maksud dengan “situs kecil”.
Berikut adalah beberapa faktor yang perlu Anda pertimbangkan:
- Lalu Lintas: Jumlah pengguna yang mengunjungi situs Anda secara simultan dapat sangat mempengaruhi kebutuhan sumber daya Anda. Jika lalu lintas Anda tinggi, Anda mungkin perlu lebih banyak sumber daya.
- Kompleksitas Situs: Jika situs Anda memiliki banyak plugin, menggunakan tema yang kompleks, atau memiliki banyak konten media (seperti gambar dan video), mereka mungkin memerlukan lebih banyak sumber daya.
- Pemeliharaan dan Manajemen: Menjalankan banyak situs pada satu instance berarti Anda harus mengelola semua situs tersebut pada satu sistem. Ini bisa menjadi tantangan jika Anda tidak memiliki pengetahuan teknis yang cukup.
Meskipun teknisnya mungkin, namun lebih baik untuk memiliki beberapa instance yang lebih kecil daripada satu instance yang lebih besar, tergantung pada situs Anda. Ini bisa memberi Anda lebih banyak fleksibilitas dan isolasi antara situs Anda.
Cloud SQL tidak wajib diperlukan untuk menghosting website dalam Google Cloud
Platform website semacam WordPress, membutuhkan sistem manajemen basis data untuk berfungsi, dan MySQL adalah pilihan yang paling umum. Google Cloud SQL adalah layanan yang menyediakan basis data MySQL yang dikelola, namun bukan satu-satunya cara untuk menjalankan MySQL di Google Cloud.
Sebagai alternatif, Anda bisa mengatur server MySQL Anda sendiri di dalam instance Compute Engine yang sama dengan situs WordPress Anda. Dengan cara ini, Anda tidak perlu membayar biaya tambahan untuk Cloud SQL.
Namun, perlu diingat bahwa mengelola server basis data Anda sendiri bisa menjadi tugas yang kompleks dan memerlukan pemahaman tentang administrasi basis data.
Jika Anda memilih untuk mengelola server MySQL Anda sendiri, Anda harus bertanggung jawab atas pemeliharaan, backup, pembaruan, dan peningkatan keamanan.
Meskipun ini mungkin memerlukan lebih banyak usaha dan pengetahuan teknis, itu dapat membantu Anda menghemat biaya jika anggaran adalah pertimbangan utama.
Sebagai catatan, penting untuk memastikan bahwa instance Compute Engine yang Anda pilih memiliki cukup sumber daya (CPU, RAM, dan penyimpanan) untuk menjalankan baik server web (untuk WordPress) dan server basis data.