Mengambil langkah dari shared hosting ke Google Cloud bisa menjadi perubahan besar yang mendatangkan banyak manfaat. Namun, transisi ini juga bisa menyimpan sejumlah tantangan, khususnya dalam memahami terminologi baru dan menyesuaikan diri dengan lingkungan hosting yang baru.
Jika Anda seorang pengguna shared hosting yang berencana untuk beralih ke Google Cloud, ada beberapa istilah dan konsep yang mungkin tampak sama pada awalnya, tetapi sebenarnya memiliki makna dan fungsi yang berbeda.
Artikel ini akan membantu Anda memahami perbedaan-perbedaan tersebut dan memberi Anda pengetahuan yang Anda perlukan untuk sukses dalam perjalanan hosting Anda di Google Cloud.
Pengetahuan penting untuk pengguna baru Google Cloud Platform
Jangan salah !. Anda bisa menjalankan lebih dari 1 situs WordPress di Instance yang sama
Anda dapat menjalankan lebih dari satu situs WordPress pada satu instance Google Cloud. Ini sering disebut sebagai hosting multisite. Anda bisa melakukan ini dengan mengatur beberapa situs WordPress pada satu server virtual menggunakan server web seperti Apache atau Nginx, dan masing-masing akan memiliki domain atau subdomain yang unik.
Ada beberapa keuntungan untuk melakukan ini, termasuk:
- Penghematan Biaya: Anda hanya perlu membayar untuk satu instance, bukan satu untuk setiap situs. Ini dapat menghemat biaya, terutama jika situs-situs tersebut tidak menerima banyak traffic atau tidak memerlukan banyak sumber daya.
- Manajemen yang Lebih Mudah: Mengelola satu instance berarti Anda hanya perlu meng-update dan mem-backup satu sistem, bukan banyak.
Namun, ada juga beberapa potensi kerugian:
- Pembagian Sumber Daya: Semua situs pada satu instance akan berbagi sumber daya yang sama. Jika satu situs mendapatkan banyak lalu lintas atau mengalami masalah, ini dapat mempengaruhi kinerja situs lainnya.
- Keamanan: Jika satu situs menjadi target serangan, ini bisa berpotensi membahayakan situs lain pada instance yang sama.
- Konfigurasi Lebih Rumit: Mengatur dan mengelola beberapa situs pada satu instance biasanya memerlukan pengetahuan teknis yang lebih banyak daripada menjalankan satu situs per instance.
Sebagai catatan tambahan, pastikan bahwa instance yang Anda pilih memiliki cukup sumber daya untuk menangani beban dari semua situs yang Anda host di sana. Anda mungkin perlu memilih jenis instance yang lebih besar atau melakukan peningkatan nantinya jika Anda menemukan bahwa sumber daya saat ini tidak cukup.
Sole-tenant nodes di GCP berbeda dengan Inode di penyedia hosting biasa
Dalam dunia hosting web, ‘Inode’ dan ‘Sole-tenant nodes’ adalah dua konsep yang sering membingungkan, terutama bagi mereka yang baru beralih dari shared hosting ke Google Cloud.
Lihat juga: Perbedaan Inodes dan Sole-tenant nodes
Saat Anda membuka Control Panel, jumlah Inodes ini bisa Anda lihat pada bilah kanan. Inodes ini biasanya disebut juga dengan File Usage.
Sedangkan Sole-tenant node adalah server fisik yang dikelola oleh Google Cloud, yang hanya digunakan oleh satu tenant atau pengguna saja
Untuk kebanyakan aplikasi, termasuk situs WordPress kecil hingga sedang, Anda biasanya tidak perlu menggunakan sole-tenant nodes. Dalam kasus penggunaan umum, Anda dapat memilih opsi “No sole-tenant nodes” atau sederhananya tidak mengatur opsi ini dalam kalkulator harga.
Jadi jika Anda memakai Kalkulator Harga Google Cloud, kolom “Sole-tenant node” ini tidak perlu di isi. Sekali lagi, Anda bisa mengabaikan “Sole-tenant nodes” dan tidak perlu mengisi “Number of Nodes”.
Jika Anda mengisinya dengan jumlah yang sama dengan kebutuhan Inodes website Anda saat ini, harga GCP ini malah menjadi melambung sangat tinggi.
Dalam konteks ini, kami memasukan 300.000 nodes, dan harganya menjadi IDR 17,685,540,339,478.72 per 1 month (terbilang: Tujuh belas triliun, enam ratus delapan puluh lima miliar, lima ratus empat puluh juta, tiga ratus tiga puluh sembilan ribu, empat ratus tujuh puluh delapan Rupiah dan tujuh puluh dua sen).
Penjelasan tentang Biaya per instance
Dalam konteks Google Cloud Platform (GCP), sebuah “instance” biasanya merujuk ke sebuah mesin virtual (VM) yang berjalan di layanan Compute Engine.
Saat Anda membuat VM, Anda dapat memilih berbagai jenis instance berdasarkan kebutuhan Anda. Setiap jenis instance memiliki kombinasi tertentu dari CPU, RAM, dan penyimpanan. Misalnya, jenis instance “e2-small” di Google Cloud memiliki 2 vCPU dan 2 GB RAM.
“Biaya per instance” adalah biaya yang dikenakan oleh Google untuk menjalankan instance tersebut selama periode waktu tertentu (biasanya per jam atau per menit, tergantung pada detail penagihan). Biaya ini bisa sangat bervariasi berdasarkan jenis instance, dan juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti lokasi di mana instance tersebut di-host.
Jadi, jika Anda mengatakan “biaya per instance”, Anda merujuk ke biaya yang harus Anda bayar untuk menjalankan satu mesin virtual tersebut di GCP.